Kamis, 07 Juni 2012

Meraih Mimpi

"M E R A I H    M I M P I" Mulai dulu baru mikir, mikir-mikir melulu kapan mulainya (Actions)


Berbagi Cerita Bersama BCA : www.bca.co.id




Hasrat sebuah perubahan


perubahan . . .


kita selalu tumbuh dan mengalami 

perubahan bersama waktu . . .

ketika kecil aku memiliki sebuah impian

untuk mengubah dunia.

perlahan aku tumbuh dan mulai mengerti kalau impian itu begitu sulit terlaksana, akupun mengerti
 

Suatu tekad yang besar, akan membutuhkan kekuatan besar pula untuk melakuakannya.


Sejak itu kuputuskan untuk mengubah negeriku sendiri
 

dimana aku lahir dan tumbuh untuk memiliki mimpi.

Dan ternyata negeriku yang kecil tak jua kunjung

Mengalami perubahan dengan apa yang kulakukan.

Lalu kuputuskan untuk mengubah keluargaku sendiri

Dalam waktu yang cukup lama kurasakan keluargaku juga tak berubah.

Dan akhirnya
 

kuputuskan untuk mengubah apa yang belum berubah
 

pada diriku sendiri, yaitu aku masih harus belajar untuk mengerti akan hasrat sebuah perubahan.

Sejak dari awal aku mengubah diriku sendiri

mungkin keluargaku perlahan ikut berubah,
 

dan akupun bisa membuat perubahan untuk negeriku sendiri, dan manakala suatu saat aku bisa mengubah dunia.



Suatu waktu kita berjalan bersama untuk sebuah tujuan, 

dan tak menyadari seberapa besar mimpi yang kita punya, namun setegar karang yang memaku ombak, kita yakin untuk tetap bertahan.

Dan pernah suatu waktu pula kita terpisah untuk satu tujan yang lain,

namun ketika salah satu antara kita jatuh, kita mencoba saling menopang untuk bangkit bersama.

Suatu ketika kita terhenti menyaksikan langit yang mahaluas indahnya, dan itu seperti sebuah kebebasan tanpa batas yang kita nikmati bersama. 

Ketika saatnya datang gemuruh dan halilintar, kita terdiam, dan dibawah tatapan langit nan kelam, kita saling terpaku dan ketakutan merenungi perjalanan kita bersama,

Dan suatu waktu kita bermimpi tentang masa depan dan melihat matahari yang sama, matahari yang selalu menyinari, tatapan mata dunia melihat harapan kita. 

dan saat malam pun, rembulan yang menyapa masih terlihat sama, serupa dinginnya tatapan kesunyian dan kepedihan. 

Tapi AKU masih bisa bermimpi dalam kepedihan itu, begitupun KAMU.
Karena KITA adalah SATU dari sekian MIMPI,..
KITA adalah IMAJINASI dari adanya DUNIA,.. 

KITA adalah PERUBAHAN yang telah terukir dalam rentang waktu yang terus berjalan di muka bumi ini.

Sejenak kita merenunginya bersama ;

Apakah selama ini kita hanya berMIMPI saja dalam angan & tidur yang cukup lama, ataukah kita tak pernah terbangun untuk sejenak dan meraihnya.

Dan kuyakinkan padamu ; 

" Tak ada mimpi yang lebih besar selain kemampuan untuk merubah diri sendiri agar menjadi berarti "

Dan Kurasa akhirnya kita akan mengerti, Sebesar apa MIMPI dan keingingan itu.





Bisa berziarah ke Tanah Suci adalah impian umat muslim. Di kampungku, orang yang berangkat haji biasanya juragan beras atau pemilik toko material alias orang kaya.
Bagi orang-orang kurang mampu atau pas-pasan, bermimpi pun rasanya tidak pede. 

SEORANG tukang cukur tradisional dengan beban delapan anak yang harus diberi makan, disekolahkan, dan diberi baju, bermimpi ke Tanah Suci, rasanya sesuatu hal  yang mustahil. Tak terkecuali di mata para tetangga baik secara logika maupun matematis. Bahkan tak segan ada beberapa yang menyindirnya sebagai pungguk merindukan bulan.

Tetapi tidak bagi Allah SWT. Apa pun yang dikehendaki-Nya, kun fayakun, jadi maka jadilah, dengan bergelut dalam keterbatasan, pada akhirnya rupanya Allah SWT memberi jalan melalui cara lain yang tidak diduga-duga.

Berani bermimpi tentu sah-sah saja. Keyakinan dan kehebatan do’a ternyata mengantarkan seseorang mewujudkan mimpinya. Jangan takut untuk bermimpi! Semoga menginspirasi.**


"Buah Mimpi"
Bermimpi, sama halnya dengan sebuah angan, karena angan itu sendiri adalah mimpi. Pernahkah terpikir berapa lama kita hidup di dunia tanpa satupun mimpi yang ingin kita raih...?

Tentu kita tidak akan semangat menjalani hidup ini, karena dengan satu mimpi yang kita miliki, kita bisa menjadi seorang pekerja keras...! Satu contoh misalnya kita memiliki impian bahwa suatu saat kita ingin memiliki rumah idaman.

Bagi pemimpi yang cepat tanggap dengan mimpinya, mulai hari ini dia akan berusaha bagaimana mewujudkan mimpinya itu, yaitu dengan jalan ia harus bekerja keras untuk menghasilkan uang agar esok ia dapat membangun rumah idamannya itu.

karena ia telah bekerja keras untuk meraih mimpinya,

dan mimpinya pun bermakna.

Hidup hanyalah sebuah perjalanan,

apa kita harus berjalan dengan memiliki sebuah mimpi saja...? 

Kita akan rugi...!

Tak ada yang melarang kita untuk bermimpi lebih dari satu,tidak ada yang melarang jika kita memiliki lebih dari satu cita cita...

Si bijak berkata "orang yang tidak punya cita-cita adalah kebodohan terbesar dalam hidupnya"

Itu benar, hanya orang bodohlah yang hidup tanpa cita-cita...

Mimpi adalah sesuatu yang menghiasi perjalanan hidup kita dan dapat memberikan makna pada kehidupan, jika kita punya mimpi, kita akan mengejar mimpi itu bahkan sampai ke suatu tempat yang terlihat mustahil bagi kita.

Mimpi adalah harapan, bermimpilah selagi kita memiliki harapan untuk mengejar mimpi itu. Orang bilang mimpi itu bunga tidur, jadi jaga dan siramilah mimpimu dengan keyakinan. Manakala suatu saat bunga mimpimu akan berbuah dan buahnya itu adalah kenyataan.



"Mimpi dapat memberikan energi kepada kita,

Jangan jadikan itu hanya mimpi saja, tapi jadikanlah itu bukan hanya mimpi"




Kata-kata Safir Senduk :

"Malam Minggu gak selalu harus keluar banyak uang. Kadang, melihat bintang di langitpun sudah cukup romantis."

"Kalau di TV ada Acara Penghuni Terakhir, maka waktu tanggal tua, di dompet kita tersisa Lembaran Terakhir."

"Mata melihat sejauh apa yang Anda lihat, tapi Visi melihat sejauh apa yang Anda pikirkan."

"Ingin mempertahankan bisnis Anda di saat krisis? Gencarkan terus promosi Anda."
"Dalam hidup, Keinginan & Kemampuan selalu kejar-kejaran."

"Apa yang Anda lakukan kalau Keinginan lebih besar dari Kemampuan?"







Ikadi: Fungsikan Ninik Mamak dalam Pengelolaan Pendidikan

Ikadi: Fungsikan Ninik Mamak dalam Pengelolaan Pendidikan

Padangpanjang, Sumbar, (ANTARA) - Pengurus Ikatan Dai (Ikadi) Jakarta Ustadz Masrizal Munaf meminta para "ninik mamak" (tokoh adat) di Minangkabau yang selama ini perannya termarginalkan kembali difungsikan dalam pengelolaan pendidikan. "Sebab selama ini pengawasan anak-anak dalam usia sekolah hanya dilakukan orang tua dan pihak sekolah, sehingga kurang maksimal dalam menciptakan anak didik yang berpotensi sebagaimana yang diharapkan," katanya di Padangpanjang, Minggu. Ia berada di Padangpanjang untuk menghadiri sekaligus menjadi narasumber pada kegiatan Gema Al Quran yang dilaksanakan Ikadi Kota Padangpanjang di Graha Serambi Mekkah.
Menurut dia, peran serta ninik mamak menjadi penunjang dalam pembentukan pendidikan yang berkarakter sesuai kompetensinya.
Sumber Foto : Album Armadodi

Masrizal Munaf menilai, pengawasan terhadap anak-anak usia sekolah yang dilakukan dalam beberapa waktu belakangan ini sudah mulai melemah, apalagi dengan derasnya perkembangan teknologi dan pengawasan oleh orang tua yang juga semakin berkurang.
"Saya masih ingat sewaktu sekolah dulu, ninik mamak memiliki peran yang cukup besar dalam pengawasan anak kemenakannya. Akhir-akhir ini peran itu semakin luntur dan sudah tidak dirasakan lagi, ini yang harus kembali kita galakkan, apalagi di Ranah Minang ini," katanya. Meski peranan keluarga cukup menentukan, menurut dia, ninik mamak sebagai elemen penting dalam adat juga memiliki fungsi untuk memberikan kontribusi besar dalam kelanjutan pendidikan anak kemenakannya, apalagi sosok ninik mamak memiliki peran tersendiri. "Fungsi ninik mamak bukan hanya dalam urusan adat saja. Selama ini kita sudah keliru menafsirkan peran dan fungsi ninik mamak itu, malahan yang lebih menyedihkan ninik mamak sudah tidak dilibatkan lagi dalam masalah pendidikan anak kemenakannya dan baru difungsikan apabila ada masalah atau urusan keluarga lainnya. Ini sudah salah kaprah menurut saya," jelasnya. Selain itu, pemerintah daerah dan pihak sekolah juga memiliki tanggung jawab yang sama, bukan hanya sebagai pembuat aturan tetapi juga menentukan kemana arah kebijakan pendidikan dan apa target yang akan dicapai dari suatu program.
Di Padangpanjang sendiri, imbuh dia, sudah jelas kemana arah pendidikannya sekaitan dengan julukan sebagai kota "Serambi Mekkah". Tetapi pendidikan dengan pola Islami belum merata di daerah itu. "Harusnya ini menjadi tanggung jawab semua pihak, termasuk pihak pemerintah daerah, lembaga legislatif dan masyarakat," sebutnya.


Masrizal Munaf menilai, pergeseran pola pendidikan di Padangpanjang semakin kentara dibanding masa dirinya masih sekolah dulu. Meski waktu itu belum ada julukan kota Serambi Mekah, tetapi pola pendidikan keagamaan begitu kuat, baik di lembaga pendidikan umum apalagi sekolah agama. "Itu fakta sejarah, di sini dulu pernah berjaya dengan pendidikan Islamnya, tetapi seiring perkembangan zaman sejarah itu mulai memudar walaupun belum bisa dikatakan hilang. Sejarah itu harus kita bangkitan kembali dan menjadikan Padangpanjang sebagai pusat pendidikan Islam di Tanah Air," kata ustadz yang dulu sekolah di SD Negeri Balai-Balai Padangpanjang ini. (antara/kominfo)

Senin, 04 Juni 2012

Armadodi SE on the Behance Network

Armadodi SE on the Behance Network